Filosofi Teras: A Way of Life

Cover Filosofi Teras
Cover Filosofi Teras

Henry Manampiring: Folosofi Teras. Sesuai namanya, buku ini berkutat pada Filosofi Teras, filsafat kaum stoa dari zaman Yunani Kuno.

Filsafat Stoik ini mengajarkan kebijaksanaan, Way of Life (Bagaimana menjalani kehidupan).

Berawal dari survei tentang perasaan khawatir orang-orang terhadap kehidupannya. Hasilnya, lebih dari separuh responden (mayoritas) memiliki perasaan khawatir ini.

Dengan gaya penulisan Henry Manampiring yang humoris, filsafat yang dianggap rumit dan membosankan bagi sebagian orang, dapat lebih mudah dipahami dan tidak membosankan.

Buku ini ditulis berdasarkan pengalaman nyata si Penulis dalam mempraktikkan filsafat stoa pada kehidupannya sendiri. Dari Ia yang dulunya mudah marah, kesal dengan keadaan, menjadi orang yang lebih bijaksana dalam menanggapi kejadian-kejadian yang dialaminya.

Bagi saya (seorang Introvert), sebagai orang yang sering kali negative thinking, cemas, khawatir, marah yang bahkan kejadiannya sendiri belum terjadi (yang mungkin juga tidak pernah terjadi). Apa yang tertulis pada buku ini sangat relate dengan diri saya pribadi.

Dalam filsafat stoik, kita diajarkan untuk tidak menggantungkan kebahagiaan kita sendiri pada suatu hal yang tidak bisa kita kendalikan. Ini disebut sebagai dikotomi kendali, ada yang bisa dikendalikan dan ada juga yang tidak bisa dikendalikan oleh kita.

Kesal, cemas atau khawatir yang sering kita rasakan sebenarnya adalah hasil penilaian (value judgement) dari persepsi kita sendiri terhadap suatu kejadian. Padahal, kejadian yang kita alami itu diluar kendali kita, yang sebenarnya bersifat Indifferent (tidak baik ataupun buruk).

Baik atau buruk suatu kejadian berasal dari penilaian kita sendiri.

Ada ungkapan, “10% masalah dalam hidup adalah masalah itu sendiri, sedangkan 90% sisanya adalah masalah yang dihasilkan dari bagaimana kita merespon kejadian itu.”

Jika 90% masalah dihasilkan dari reaksi kita sendiri, maka kita seharusnya belajar merespon dengan bijak suatu kejadian. Dan Stoisisme ada untuk mengajarkan kita merespon suatu kejadian dengan tenang, tanpa marah-marah dan sebagainya.

Some things are up to us, some things are not up to us.

Epictetus (dalam tulisannya yang berjudul Enchiridion)

Hal yang membuat saya pribadi semakin tertarik terhadap filsafat ini ialah negative thinking yang saya miliki bisa menjadi sumber kebahagiaan: Premeditatio Malorum.

Premeditatio Malorum, memikirkan worst case yang bisa saja terjadi di masa mendatang (negative thinking dengan apa yang akan terjadi), dengan begitu kita tidak akan kaget jika hal buruk yang pernah kita pikirkan itu terjadi.

Filsafat ini juga menyadarkan kita bahwa waktu jauh lebih berharga dibandingkan harta benda. Harta benda bisa kapan saja bertambah ataupun berkurang bahkan lenyap. Sedangkan waktu selalu berjalan dan terus mengurangi waktu hidup kita.

Buku ini saya rekomendasikan bagi kalian yang ingin mempelajari filsafat stoik khususnya bagi kalian yang ingin terbebas dari keresahan batin kalian sendiri.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *