Halo Dunia!

Yap, “Halo, Dunia!” Mungkin kalimat ini tak asing bagi beberapa dari kalian yang pernah bermain game atau juga yang pernah belajar bahasa pemrograman, atau mungkin Filosofi? Well, kalimat “Halo, Dunia!” Sudah menjadi sebuah tradisi (a.k.a. meme) di dunia pemrograman. Hampir di setiap perkenalan suatu Bahasa Pemrograman disuguhkan bagaimana caranya membuat program yang menampilkan kalimat ini pada layar komputer. Namun, Siapa yang memperkenalkan program ini? Dan apa yang membuatnya mendapatkan ide ini?

Melihat dari sejarahnya, program ini dikenalkan oleh Brian Kernighan, seorang penulis buku pemrograman: C Programming Language, di tahun 1978. Sebelum itu, Kernighan telah mengilustrasikan program ini pertama kali dalam salah satu tulisannya: A Tutorial Introduction To The Language B.

main( ) {
 extrn a, b, c;
 putchar(a); putchar(b); putchar(c); putchar(’!*n’);
 }
 a ’hell’;
 b ’o, w’;
 c ’orld’

Kernighan dalam salah satu wawancaranya dengan Forbes India mengungkapkan alasannya tentang ide di balik frasa ‘Halo, Dunia!’ itu, “Yang aku ingat, Aku pernah menonton sebuah kartun Telur dan Anak Ayam, lalu Anak Ayam itu mengatakan ‘Halo, Dunia’.”

Oke. Ngalor-ngidulnya sampai di situ saja.

Dalam postingan pertama ku ini, aku hanya ingin menyampaikan bahwa: Aku, Ivqonnada Al Mufarrih, seorang introvert yang sedang belajar memaknai arti kehidupan, telah lahir di Dunia ini! (telat sih ini mah, huhu).

Halo, Dunia!

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.

― Pramoedya Ananta Toer

Aku tak pandai menulis puisi ataupun cerita yang bisa kau nikmati, kekasih. Tetapi, paling tidak, aku pastikan Namamu dan Namaku berada di satu halaman yang sama dalam buku Nikah kita nanti. Ehe.

Aku ingin menulis, itu saja.

Udah lama sih pengennya.

Semoga tidak ada lagi kata, “Takut” setiap diri ini ingin berkembang, melangkah, keluar dari Zona Nyaman-nya.

Dalam hidup kita, cuma satu yang kita punya, yaitu keberanian. Kalau tidak punya itu, lantas apa harga hidup kita ini?

― Pramoedya Ananta Toer

Sekian!